A. Pengertian
Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial adalah perpindahan
posisi seseorang atau kelompok orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang
lain.
Menurut Soerjono Soekanto gerak social mobility adalah suatu gerak dalam
struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu
kelompok sosial.
Mobilitas berlangsung secara dua arah,
dari tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih tinggi, begitu sebaliknya.
Mobilitas sosial terjadi baik pada individu
maupun kelompok. Mobilitas juga memiliki hubungan yang erat dengan stratifikasi
sosial.
B. Bentuk-bentuk
Mobilitas Sosial
1.
Mobilitas Vertikal
Perpindahan
status sosial yang dialami seseorang atau kelompok orang pada lapisan yang
berbeda (perpindahan status yang tidak sederajat).
a. Social Climbing
Mobilitas yang terjadi karena adanya
peningkatan status atau kedudukan seseorang.
Bentuk-bentuknya:
·
Naiknya seseorang dari yang berstatus
sosial rendah ke status sosial lebih tinggi, dimana status itu telah tersedia.
Misalnya, seorang bupati menjadi gubernur.
·
Terbentuknya suatu kelompok baru yang
lebih tinggi daripada lapisan sosial yang sudah ada. Misalnya, munculnya parpol
baru yang semula hanya kelompok biasa.
Penyebab
social climbing:
·
Melakukan peningkatan prestasi kerja
·
Menggantikan kedudukan yang kosong akibat
adanya peralihan generasi.
b. Social Sinking
Merupakan proses penurunan status atau
kedudukan seseorang, biasanya dapat menimbulkan gejolak psikis bagi seseorang
tersebut.
Bentuk-bentuknya:
·
Turunnya kedudukan seseorang ke
kedudukan yang lebih rendah. Misalnya Pemutusan Hubungan Kerja.
·
Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai
lapisan sosial atas. Misalnya penurunan jabatan karyawan dari manajer menjadi
karyawan biasa.
Penyebab
social sinking:
·
Berhalangan tetap atau sementara (sakit
atau cacat tubuh)
·
Memasuki masa pension
·
Berbuat kesalahan fatal yang menyebabkan
diturunkan atau dipecat dari jabatannya.
2.
Mobilitas Horizontal
Perpindahan
status seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Ciri
utamanya adalah lapisan sosial yang ditempati tidak mengalami perubahan.
a. Mobilitas
Antarwilayah
Merupakan poses perpindahan status
seseorang atau sekelompok orang dari satu wilayah ke wilayah lain. Dapat
disebabkan karena faktor ekonomi, politik, ideologi, maupun sosial budaya.
Misalnya, perpindahan masyarakat untuk
melakukan transmigrasi karena sulitnya mencari pekerjaan di desa.
b. Mobilitas
Antargenerasi
Merupakan perpindahan status atau
kedudukan yang terjadi dalam dua generasi atau lebih.
Bentuk-bentuknya:
·
Mobilitas Intergenerasi
Perpindahan status atau kedudukan yang
terjadi di antara beberapa generai.
Mobilitas Intergenerasi terdiri dari dua
bentuk, yaitu mobilitas intergenerasi naik, misal kakeknya seorang petani;
ayahnya seorang guru; sedangkan anaknya kepala sekolah, dan mobilitas
intergenerasi turun, misalnya kakeknya
sebagai direktur; ayahnya sebagai staf sedangkan anaknya hanya sebagai karyawan
biasa,
·
Mobilitas Intragenerasi
Perpindahan sosial yang terjadi dalam satu generasi yang sama.
Dalam mobilitas ini bisa juga terjadi gerak naik dan turun.
Contoh yang naik adalah kakaknya sebagai kepala sekolah,
sedangkan adiknya sebagai pengawas sekolah.
Contoh yang turun adalah kakaknya sebagai direksi, sedangkan
adiknya sebagai karyawan.
C. Hubungan
Struktur Sosial dan Mobilitas Sosial.
1.
Mobilitas Sosial dalam Sistem
Stratifikasi Sosial Terbuka
Dalam
sistem stratifikasi sosial yang terbuka memungkinkan setiap anggota masyarakat
bersikap aktif dan kreatif dalam melakukan perubahan-perubahan untuk
meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Perhatikan
bagan berkut ini !
![]() ![]() ![]() |
![]() ![]() |
|
|
Hubungan
antara stratifikasi sosial dan mobilitas
Dari
bagan di atas dapat dilihat bahwa mobilitas sosial dapat bergerak naik ataupun
turun dari satu strata ke strata yang lain.
2.
Mobilitas Sosial dalam Sistem
Stratifikasi Sosial Tertutup
Pada
masyarakat yang menganut sistem stratifikasi sosial tertutup kemungkinan
terjadinya mobilitas sosial vertikal sangat kecil.
Hal
ini dikarenakan masyarakat masih mengutamakan nilai-nilai tradisional.
Contohnya masyarakat yang menganut sistem kasta, misal masyarakat Bali.
D. Faktor-faktor
Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial
1. Faktor
Pendorong Mobilitas Sosial
a.
Faktor Struktural
·
Struktur Pekerjaan
·
Perbedaan Fertilitas
·
Ekonomi Ganda
b.
Faktor Individu
·
Perbedaan Kemampuan
·
Orientasi sikap terhadap Mobilitas
·
Faktor Kemujuran
c.
Status Sosial
d.
Keadaan Ekonomi
e.
Situasi Politik
f.
Kependudukan (Demografi)
g.
Keinginan Melihat Daerah Lain
2. Faktor
Penghambat Mobilitas Sosial
a.
Kemiskinan
b.
Diskriminasi Kelas
c.
Perbedaan Ras dan Agama
d.
Perbedaan Gender
e.
Faktor Pengaruh Sosialisasi yang Kuat
f.
Perbedaan Kepentingan
E. Saluran-saluran
Mobilitas Sosial
1.
Angkatan Bersenjata
2.
Pendidikan
3.
Organisasi Politik
4.
Lembaga Keagamaan
5.
Organisasi Ekonomi
6.
Organisasi Profesi
7.
Perkawinan
8.
Organisasi Keolahragaan
Selain itu terdapat cara umum untuk memperoleh
Status Sosial dan cara khusus untuk menaikkan status sosial.
Cara umum :
·
askripsi, yaitu cara memperoleh
kedudukan melalui keturunan.
·
Prestasi, yaitu cara memperoleh
kedudukan pada lapisan tertentu dengan usaha sendiri.
Cara khusus:
·
Perubahan standar gaya hidup
·
Perubahan nama
·
Perubahan Tempat tinggal
·
Perubahan tingkah laku
·
Bergabung dengan organisasi tertentu
F. Dampak
Mobilitas Sosial
1.
Dampak Positif
a. Mendorong
seseorang untuk lebih maju
b. Mempercepat
tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik
c. Meningkatkan
integrasi sosial
2.
Dampak Negatif
a. Timbulnya
Konflik
·
Konflik Antarkelas
·
Konflik Antarkelompok Sosial
·
Konflik Antargenerasi
b. Berkurangnya
Solidaritas Kelompok
c. Timbulnya
gangguan Psikologis
Misalnya menyebabkan frustasi, gelisah,
putus asa dan malu.
0 komentar:
Posting Komentar